13-Dec-2023
“Ketika dokter menjelaskan Dek Zakir mengidap down syndrome dan jantung bocor, rasanya badan lemas sekali, hati saya hancur. Bayi mungil saya harus menderita seperti ini..” Ujar sang Ibu.
Melihat sang buah hati dalam keadaan sakit adalah kondisi yang sangat menyakitkan bagi seorang ibu. Inilah yang sedang dialami oleh Ibu Titik, bunda dari Zakir Achmadi Rasyid bayi yang divonis mengidap down syndrome sekaligus jantung bocor.
Dek Zakir sejak awal dikandungan sempat dikhawatirkan memiliki kelainan kongenital. Berlanjut pada saat persalinan, Zakir tidak menangis pada saat dilahirkan dan diharuskan untuk menerima perawatan gawat darurat. Awalnya Bu Titik tidak merasa adanya kelainan pada anaknya. Sampai pada umur 11 bulan, dikarenakan terjadi keterlambatan perkembangan dan perubahan pada bentuk wajah Dek Zakir. Maka dari itu atas saran Bidan tempat Bu Titik biasa berkonsultasi, diminta untuk melakukan screening di Rumah Sakit yang mana meliputi screening jantung dan mata. Setelah screening dilakukan barulah diketahui bahwa Dek Zakir mengidap kelainan down syndrom dan terdapat 2 lubang pada jantungnya.
Sudah jatuh, tertimba tangga pula. Mungkin pepatah inilah yang bisa menggambarkan situasi Dek Zakir. Tidak hanya down syndrome, ditambah dengan jantung bocor yang sering membuatnya sesak nafas. Dek Zakir harus merasakan rangkaian pengobatan dan operasi untuk bisa sembuh.
Setelah diketahui diagnosanya, Dek Zakir harus melakukan kontrol sebulan sekali. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan rontgen, cek darah, ekokardiografi jantung dan pemberian vitamin. Dokter juga meminta Bu Titik untuk menjaga pola makan dek Zakir dengan memberikan nutrisi yang cukup.
Bu Titik adalah seorang pengasuh di tempat penitipan anak dengan gaji 400 ribu dalam sebulan. Sedangkan suaminya merupakan kuli bangunan dengan pendapatan 1 juta perbulan. Pendapatan ini sangat pas-pasan untuk menghidupi 1 keluarga dengan lima anak yang masih kecil-kecil. Sekarang Bu Titik dan suaminya harus berjuang lebih keras untuk mengumpulkan uang untuk berobat dek Zakir dan makan sehari-hari.
Perjuangan rangkaian pengobatan Dek Zakir masih panjang. Dia harus kontrol setiap bulan dan melakukan operasi jantung. Namun penghasilan kedua orang tuanya sangatlah pas-pasan. Ketika harus bolak balik Solo – Jakarta untuk control atau menebus obat dengan biaya 700 ribu perbulannya, Bu Titik dan suaminya selalu memutar otak, harus kemana lagi mencari uang. Zakir terancam tidak dapat melanjutkan pengobatannya.
Jadi #JembatanKebaikan sebagai fundraiser program ini.